Sambut Imlek, Ancol Siapkan 1.500 Lampion
Sabtu, 06 Februari 2016
Agama
Sumber: k.kidsklik.com |
Menyambut tahun baru imlek 2567, PT Pembangunan
Jaya Ancol akan menyemarakkan pertunjukan barongsai dan pelepasan 15.000
lampion di pantai Lagoon, Ancol pada Senin, 8 Februari Malam. Rencananya, 1.500
lampion ini akan dibagikan kepada para pengunjung Ancol dan akan dan akan
diterbangkan pula oleh para pengunjung.
“kami menyediakan 1.500 lampion yang akan diterbangkan oleh para
pengunjung," ujar Rika Lestari,
Juru Bicara PT. Pembangunan jaya Ancol dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu, 3
Februari 2016.
Kemeriahan ancol untuk menyambut imlek ini
diharapkan mampu menumbuhkan semangat persaudaraan sesam umat beragama. Untuk itu,
para pengunjung diharapkan agar tidak membuat kerusuhan pada saat pelepasan
lampion ke udara. Semua lampion yang akan dilepaskan menjadi bagian dari proses
perayaan imlek.
Rika menuturkan pelepasan lampion itu akan menjadi
puncak acara Imlek yang digelar PT Pembangunan Jaya Ancol. Tidak hanya itu,
pelepasan lampion tersebut juga akan menjadi daya tarik tersendiri bagi semua
pengunjung. "Kami ingin menyajikan sesuatu yang beda bagi
pengunjung," katanya.
Perayaan tahun baru imlek ini diharapkan juga
tidak menimbulkan banyak foya-foya. Jaya Suprana mengajak warga Tionghoa untuk lebih
pamer budi dari pada pamer kekayaan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Jaya
Suprana, “Marilah merayakan Imlek dengan
semangat ojo dumeh sesuai dengan pesan Gus Dur sebagai tokoh
yang memungkinkan perayaan Imlek di Indonesia masa kini. Marilah merayakan
Imlek dengan riang-gembira, tetapi jangan berlebihan dengan gemerlap pesta pora
gegap-gempita, apalagi pamer kekayaan harta benda. Marilah merayakan Imlek
dengan pamer kekayaan budi pekerti dan kasih sayang tanpa melupakan nasib
sesama warga Indonesia yang kurang beruntung.” (dilansir dari Opini Kompas
Cetak, 6/2/2016)
Dalam memperingati Imlek ini, alangkah lebih baik
ketika warga Konghucu memegang teguh pesan moral sebagaimana yang tertuang
dalam ajaran Konfusianisme yang senantiasa mengajarkan ketauladanan bagi
manusia dengan tatanan etika dan moral untuk menciptakan kehidupan yang harmoni
dalam bentuk relasi spiritual antara manusia dengan Tuhan (Tian Dao) dan relasi
sosial antara manusia dengan manusia lainnya (Ren Dao). [Cho/Netizenia]