The Filosofi of "Notol"

The Filosofi of "Notol"

The Filosofi of "Notol"
Senin, 07 Maret 2016
netizenia.com
Siapa sih yang tidak kenal dengan binatang Ayam. Binatang ini banyak kita jumpai hampir setiap rumah di desa-desa. Sebab, ayam tidak terlalu sulit untuk diternak- bahkan bisa hidup meskipun tanpa dikasih makanan setiap hari. Binatang ini hidupnya secara individual tidak bisa secara berkoloni atau berkelompok. Namun, jika masih usia tiga bulan ke bawah hidupnya bergantung pada sang induk untuk mendapatkan makanan.
Ternyata di balik sifat-sifat tersebut ada nilai yang positif dari binatang Ayam yang dapat kita renungi. Sifat tersebut yaitu Notol (cara Ayam makan). Iya, Ayam terkadang suka mengambil makanannya si peternaknya, akan tetapi jika Ayam ketika perutnya sudah kenyang maka tidak akan mencari lebih untuk di bawa pergi sebagai simpanan tatkala kelaparan. 

Cara demikian adalah cara yang patut kita contoh sebagai manusia. Sebagai umpama, kita bekerja setiap hari pergi pagi pulang ketika sore hanya untuk mencari sesuap makanan demi mengisi perut kita supaya kenyang. Hari berikutnya  pergi kerja lagi dengan ritme yang sama. Adapun, sebagai pekerja kantoran dalam ruang kerja misalnya dengan ukuran yang kecil. Kita dikungkung bekerja mengumpulkan uang, mengumpulkan pundi-pundi untuk bahan persediaan esok hari.  

Memang baik kita menyimpan uang hingga makanan untuk waktu berikutnya. Akan tetapi, sebagai manusia adalah hal yang wajar bahkan diwajarkan mempunyai sifat rakus. Akibatnya adalah sifat rakus yang berlebihan maka kita akan sering menjumpai fenomena yang namanya korupsi. Hal  tersebut "menggerogoti" dari sifat-sifat luhur untuk menabung yaitu untuk saving atau persediaan di lain waktu. Hanya demi saving mereka abai dengan cara-cara yang telah dilakukan entah bagaimana prosesnya yang penting dapat hasil yang banyak untuk dinikmati dirinya sendiri dan anak istrinya jika telah berkeluarga.
Barang tentu kita tak lebih baik dari seekor Ayam yang mempunyai cara makan Notol. Makan ketika merasa lapar dan menyudahi ketika sudah merasa kenyang. Sementara kita sebagai manusia setiap hari mengumpulkan dan menumpuk uang tidak pernah merasa puas terhadap apa yang telah dicapai. Ada perkataan “perut buncit karena makan uang korupsi”, namun perkataan ini tidak sepenuhnya benar namun juga tidak sepenuhnya salah. Oleh sebab itu, tidak ada salahnya kita manusia belajar dengan ayam dengan sifatnya cara mencari makanan. [Saiful/Net]
The Filosofi of "Notol"
4/ 5
Oleh
Load comments