Berharap Panen Kopi Melimpah Dimusim Hujan
Harapan tersebut sebagaimana yang dikatakan oleh Jukri, warga Klakahkasihan, Kecamatan Gembong yang mempunyai lahan kopi sebanyak dua hektar. Musim hujan ini memang sudah lama dinantikan olehnya sehingga tanaman kopinya bisa berbuah lebih banyak.
“Disatu sisi hujan memang membawa bencana, misalnya banjir, tanah longsor dan lain sebagainya. Tetapi bagi saya, musim hujan justru merupakan anugerah. Karena dengan adanya hujan ini, tanaman kopi yang ada di ladang bisa tumbuh subur dan buahnya juga semakin banyak,” jelas Jukri kemarin.
Dia juga menjelaskan, tanaman kopi mempunyai karakter tersendiri dibandingkan dengan tanaman pegunungan lainnya. Pasalnya, semakin dingin udara di pegunungan, maka semakin cepat pula proses pembuahan kopi tersebut.
“Ada berbagai macam jenis tanaman kopi, tetapi kopi yang saya tanam ini (Arabica_red) memang membutuhkan banyak air dan kondisi udara harus lebih sejuk. Semakin sejuk kondisi udara, hasil kopinya juga semaki baik,” paparnya.
Menurutnya, apabila tanaman kopi ditanam pada ketinggian dibawah 1000 mdpl, kemungkinan besar hasilnya kurang enak. Karena suhu udara juga sangat berpengaruh terhadap kualitas kopi arabica.
“Berkali-kali saya mencoba untuk menanam kopi di bawah ketinggian 1000 mdpl, tetapi setelah dibeli oleh pelanggan, katanya rasanya kurang enak. Mereka menyarankan agar menanam kopi jenis arabica ini diatas ketinggian 1000 mdpl sehingga hasilnya bisa enak,” tambahnya.
Setelah saran tersebut dijalankan, hasilnya malah lebih baik. Bahkan Jukri mengaku senang dan berterimakasih atas saran pembeli tersebut.
“Karena ini musim penghujan, semoga saja hasil panen semakin melimpah dan kualitas rasanya semakin baik,” pungkasnya. (Ntz)