Benarkah Wanita Lebih Mudah Memaafkan Dibanding Pria?
![]() |
Sumber Foto: 3.bp.blogspot.com |
Dalam sebuah hubungan, entah itu hubungan
pacaran atau pernikahan, masalah sudah pasti terjadi. Yang terpenting adalah
bagaimana menghadapi berbagai masalah itu dengan cara bijak dan tanpa emosi. Mengatasi
masalah dengan emosi sama halnya dengan menambah rumit permasalahan itu
sendiri. Untuk itulah sebuah hubungan harus didasari dengan rasa cinta dan
kasih sayang, selain itu juga diperlukan yang namanya perhatian dan pengertian.
Tanpa anadanya itu semua, sebuah hubungan akan mudah retak.
Ada sebuah pertanyaan yang sampai
saat ini masih menjadi misteri bagi semua orang, apakah benar wanita lebih
mudah memaafkan dari pada seorang pria? Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Case Western Reserve University
dan dipimpin oleh John Templeton
Foundation dan diterbitkan dalam Journal
of Personality and Social Psychology menemukan bahwa pria memaafkan lebih
sulit daripada perempuan, tetapi kesenjangan gender ini menutup jika orang
mengembangkan empati terhadap pelaku dengan melihat mereka mungkin mampu
bertindak dengan cara yang sama sendiri.
Perbedaan jenis kelamin ini
adalah temuan yang konsisten dalam serangkaian tujuh studi terkait dilakukan
antara tahun 1998 sampai 2005 dengan lebih dari 1400 mahasiswa. Peneliti
menggunakan situasi hipotetis, pelanggaran ingat sebenarnya, situasi individu
dan kelompok dan survei untuk mempelajari kemampuan untuk memaafkan. Orang dari
kedua jenis kelamin cenderung lebih memaafkan ketika mampu mengidentifikasi
dengan pelaku. Empati cenderung membuat pelanggaran tampak kurang serius dan
lebih mudah untuk memahami dan hasil pada orang merasa lebih mirip dengan
menyinggung orang-orang terhadap mereka. Masing-masing faktor adalah prediksi
dari sikap lebih pemaaf. Para peneliti menyarankan bahwa perempuan diajarkan
dari usia dini untuk menjadi lebih berempati dan memprioritaskan membangun
hubungan.
Selain itu , sebuah studi baru
yang dilakukan University of the Basque
Country (UPV/EHU) menunjukkan bahwa wanita lebih pemaaf ketimbang pria.
Studi tersebut menyebutkan bahwa perbedaan emosional yang disebabkan karena
jenis kelamin dan generasi turut memengaruhi soal memaafkan seseorang. Penelitian
mengenai hal ini pertama kali dilakukan di Spanyol. Hasilnya menunjukkan bahwa orang
tua merasa lebih mudah untuk memaafkan daripada anak-anak mereka dan wanita pun
lebih pemaaf dibandingkan pria. Faktor yang menentukan dalam kapasitas
memaafkan adalah empati. Wanita memiliki kapasitas empati ini jauh lebih besar
daripada pria.
Untuk mengetahui lebih lanjur,
peneliti pun melakukan pengukuran terhadap kadar memaafkan tersebut. Mereka mengukurnya
berdasarkan faktor skala memaafkan dan faktor memfasilitasi. Hasilnya
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan alasan yang mendorong seseorang untuk
memaafkan yakni berdasarkan usia dan jenis kelamin seseorang.
Penulis studi ini juga mengatakan
bahwa orang tua yang telah memaafkan memiliki peningkatan kapasitas untuk memaafkan
di segala bidang. Orangtua dan anak-anak menggunakan definisi yang sama dalam
memaafkan. Tidak ada dendam, rekonsiliasi, dan pemahaman empati. Itulah istilah
yang paling sering digunakan oleh kedua kelompok untuk mendefinisikan
memaafkan. [Cho/Ntz]