Manfaat Berkebun di Atap Rumah
Senin, 22 Februari 2016
Tips n' Trik
Doc Pribadi |
Beberapa orang masih beranggapan kalau lahan di atas
atap rumah yang kosong, pasti dibiarkan begitu saja, banyak ditumbuhi rumput dan
ilalang yang berlalu lalang. Padahal lahan atap rumah banyak manfaatnya. Itupun
jika orang-orang penghuni rumah-rumah ber atap datar horisontal tersebut
mengetahuinya. Seperti yang telah diungkap oleh netizenia, seorang pemuda yang tinggal di Yogyakarta,
memanfaatkan lahan atap rumah horisontal panjang 4x4 meter persegi untuk
belajar bercocok tanam. Pria bernama lengkap Aris Abdul Hadi ini mampu memanfaatkan
lahan di atap rumah kontrakanannya tersebut untuk berkebun Organik. Walaupun
tempat itu tidak begitu besar, tetapi lahan sederhana itu dapat dijadikan
sebagai eksperimen penemuan-penemuan dalam ilmu pertanian.
Bahan-bahan yang telah dipersipakan; yaitu plastik
polibet 20 buah, pupuk kompos 50 kg, bambu ukuran 10 meter 4 buah, botol air
mineral 10 buah, tanah 20 kg, cangkul, sabit, dan cengkeh, gamping, dan
brotowali. Disiapkan juga bibit sayuran; Kangkung, Sawi, Selada, terong, bayam,
cabai, tomat, kunyit, jahe, kencur, dan Serai.
Setelah bahan-bahan kerangka tempat untuk
menempatkan bibit telah dibuat, segera masukkan tanah yang dicampur pupuk
kompos ke dalam Polibet sampai penuh satu persatu plastik. Setelah tanah dalam
polibet sudah penuh, kemudian isi dengan biji-biji seperti kangkung, Sawi,
Selada, Terong, Bayam, Cabai, Tomat, Kunyit, Jahe, kacang polong, dan Serai.
Lalu tempatkan dalam rak.
Usahakan bibit-bibit biji sayuran itu tidak
tercampur, alangkah lebih baiknya bila satu jenis bibit satu polibet. Sesudah itu
sirami dengan air, sirami dua hari sekali, pagi dan siang secara rutin setiap
hari. Proses penyiraman Air tidak boleh lebih dan kurang.
Ada hal menarik yang diteliti tiga hari setelah penyemaian
bibit-biti sayuran tersebut dilakukan. Ada
dampak negatif pada proses penyemaian bibit-biti itu. Ternyata biji-bijian yang
mengandung kacang-kacangan lebih rentan dimakan hama; seperti serangga, ulat,
semut, wereng.
Sehingga pada prosess penanaman bibit, ditemukan
cara baru yaitu dengan ditimbun ke dalam tanah agar tidak dimakan oleh hama.
Ulat dan serangga lain juga sangat senang memakan daun bibit cabai, sehingga
menggunakan cengkeh, gamping, dan brotowali ditumbuk halus, lalu airnya
disemprotkan terhadap daun yang dimakan hama. Ajaibnya, keesoskan harinya
kemudian hama-hama itu tidak ada, hilang dari daun bibit cabai.
Dampak
positifnya bertani menggunakan tempat sederhana di atap rumah dapat
menguntungkan. Selain sebagai media sarana belaja, juga bermanfaat karena
bahan-bahan yang digunakan langsung dari alam, bukan pupuk buatan yang
mengandung peptisida. Mengeringkan tanah, merusak tanah.
Mari budayakan membangun pertanian yang sehat,
menggunakan lahan-lahan kosong disekitar rumah anda. Semoga berhasil dan
selamat mencoba!
[Fifi Ayu
Amalia]