Eksotisme Alam Pegunungan Kendeng Utara
Kamis, 14 April 2016
Travelzenia
netizenia.com |
Keindahan alam memang tidak akan pernah ada habisnya. Kendeng kerupakan alam yang mempunyai keindahan luar biasa. Bagi yang belum mengenal pegunungan kendeng, mungkin akan bertanya-tanya apa yang bisa dibanggakan dari pegunungan kendeng tersebut. ada banyak keindahan alam yang seharusnya dijaga dan dirawat untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Bagi masyarakat kawasan pegunungan kendeng, kendeng merupakan pegunungan penggalan tanah surga yang berada di jawa tengah dan keindahannya bisa dinkmati oleh manusia. Keindahan itu bisa dilihat dari banyaknya goa dan mata air yang setiap hari dapat mengaliri sawah dan nurani masyarakat sekitar. Karena itulah masyarakat sekitar selalu menjaga kelestarian alam kendeng. Nurani mereka telah dicuci dengan menggunakan mata air kendeng sehingga kecintaannya pada kendeng melebihi kecintaannya pada diri mereka sendiri.
Hamparan sawah di kaki pegunungan kendeng menjadikan .alam kendeng tidak saja bisa dinikati oleh manusia, tetapi juga mahluk hidup lainnya. terlebi dengan beragamnya tumbuh-tumbuhan dipegunungan kendeng yang membuat flora dan fauna tumbuh berkembang dengan nyaman. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indonesia Dragonfly Society, bersama Yayasan Society for Health, Education, Environtment and Place Jawa Tengah, mendata keanekaragaman hayati di Kawasan Pegunungan Kendeng Utara, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, 7-11 Desember.
Bio-diversity itu, di antaranya capung, kupu-kupu dan burung. Lokasi pendataan fokus di dua desa, yakni Desa Brati, Kecamatan Kayen, dan Desa Larangan, Kecamatan Tambakromo. Dari kedua desa tersebut, dapat ditemukan sebanyak 30 spesies capung, 55 spesies kupu-kupu dan 45 spesies burung yang harus dilindungi.
Kekayaan flora dan fauna di pegunungan kendeng ini akan semakin melimpah dengan dipadukannya kekayaan alam di pegunungan kendeng itu sendiri. maka dariitu, masyarakat diperkenankan untuk menjaga kelestarian pegunungan kendeng. Sebab, jika kawasan itu rusak, keanekaragaman hayatinya akan hilang. Dampaknya, keseimbangan alam terganggu, termasuk gangguan di sektor pertanian dan kesehatan.
Ditambah lagi dengan kekayaan alam yang berupa karst di daerah pegunungan kendeng utara. Acintyacunyata Speleological Club (ASC) tahun 1994 melakukan pendataan dan pemetaan potensi di kawasan Kars di empat kecamatan yang meliputi kecamatan Tawangharjo, Kecamatan Wirosari, Kecamatan Tambakromo dan Kecamatan Kayen. Pada tahun 2006, ASC menemukan 49 buah mulut goa dan 33 mata air permanen (Acintyacunyata Speleological Club, 1994 & 2006). Dalam kegiatan ini, selain memetakan 13 buah goa, ASC berhasil memetakan dua buah sistem sungai bawah tanah yang memiliki jaringan hidrologi terpisah, Sistem Urang – Kembang dan Sistem Pakel – Ngeposan.
Selain itu, ASC juga bekerja sama dengan Pusat Studi Manajemen Bencana UPN Veteran Yogyakarta (PSMB-UPN) untuk melakukan identifikasi kawasan Kars Sukolilo pada bulan Mei – Agustus 2008. Pada kunju-ngan awal, tim gabungan menerima data-data dari masyarakat berupa jumlah mata air yang ada sebanyak 41 buah mata air.
Tim gabungan ASC, PSMB-UPN dan masyarakat Sukolilo berhasil mendata 79 mata air dan 24 mulut goa. Mata air yang ditemukan seluruhnya adalah mata air kars yang bersifat permanen atau parennial, mampu mengalirkan air sepanjang musim dengan debit yang relatif tetap. Keberadaan mata air ini menyebar, dari elevasi 16 – 341 mdpl, dengan debit terkecil hingga terbesar 0.06 liter/detik – 178 liter/detik pada saat pengukuran. Hampir seluruh mata air ini telah dimanfaatkan penduduk di sekitarnya, baik untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari maupun untuk mengairi sawah dan beternak.
Kekayaan dan eksotisme alam kendeng ini akan hilang manakala kita sebagai manusia yang hidup di kawasan kendeng tidak mampu menjaga kelestartriannya. Pemerintah juga turut bertanggungjawab untuk menjaga kelestarian pegunungan kendeng.
Apabila anda sudah sampai di puncak gunung kendeng, anda tidak akan merasa kecewa, justru anda akan mempunyai rasa tanggungjawab untuk bersama menjaga kelestarian kendeng tersebut. keramahan manusia dengan alam akan menjadikan aam semakin asri dan indah. [Cho/Ntz]
Bagi masyarakat kawasan pegunungan kendeng, kendeng merupakan pegunungan penggalan tanah surga yang berada di jawa tengah dan keindahannya bisa dinkmati oleh manusia. Keindahan itu bisa dilihat dari banyaknya goa dan mata air yang setiap hari dapat mengaliri sawah dan nurani masyarakat sekitar. Karena itulah masyarakat sekitar selalu menjaga kelestarian alam kendeng. Nurani mereka telah dicuci dengan menggunakan mata air kendeng sehingga kecintaannya pada kendeng melebihi kecintaannya pada diri mereka sendiri.
Hamparan sawah di kaki pegunungan kendeng menjadikan .alam kendeng tidak saja bisa dinikati oleh manusia, tetapi juga mahluk hidup lainnya. terlebi dengan beragamnya tumbuh-tumbuhan dipegunungan kendeng yang membuat flora dan fauna tumbuh berkembang dengan nyaman. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indonesia Dragonfly Society, bersama Yayasan Society for Health, Education, Environtment and Place Jawa Tengah, mendata keanekaragaman hayati di Kawasan Pegunungan Kendeng Utara, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, 7-11 Desember.
Bio-diversity itu, di antaranya capung, kupu-kupu dan burung. Lokasi pendataan fokus di dua desa, yakni Desa Brati, Kecamatan Kayen, dan Desa Larangan, Kecamatan Tambakromo. Dari kedua desa tersebut, dapat ditemukan sebanyak 30 spesies capung, 55 spesies kupu-kupu dan 45 spesies burung yang harus dilindungi.
Kekayaan flora dan fauna di pegunungan kendeng ini akan semakin melimpah dengan dipadukannya kekayaan alam di pegunungan kendeng itu sendiri. maka dariitu, masyarakat diperkenankan untuk menjaga kelestarian pegunungan kendeng. Sebab, jika kawasan itu rusak, keanekaragaman hayatinya akan hilang. Dampaknya, keseimbangan alam terganggu, termasuk gangguan di sektor pertanian dan kesehatan.
Ditambah lagi dengan kekayaan alam yang berupa karst di daerah pegunungan kendeng utara. Acintyacunyata Speleological Club (ASC) tahun 1994 melakukan pendataan dan pemetaan potensi di kawasan Kars di empat kecamatan yang meliputi kecamatan Tawangharjo, Kecamatan Wirosari, Kecamatan Tambakromo dan Kecamatan Kayen. Pada tahun 2006, ASC menemukan 49 buah mulut goa dan 33 mata air permanen (Acintyacunyata Speleological Club, 1994 & 2006). Dalam kegiatan ini, selain memetakan 13 buah goa, ASC berhasil memetakan dua buah sistem sungai bawah tanah yang memiliki jaringan hidrologi terpisah, Sistem Urang – Kembang dan Sistem Pakel – Ngeposan.
Selain itu, ASC juga bekerja sama dengan Pusat Studi Manajemen Bencana UPN Veteran Yogyakarta (PSMB-UPN) untuk melakukan identifikasi kawasan Kars Sukolilo pada bulan Mei – Agustus 2008. Pada kunju-ngan awal, tim gabungan menerima data-data dari masyarakat berupa jumlah mata air yang ada sebanyak 41 buah mata air.
Tim gabungan ASC, PSMB-UPN dan masyarakat Sukolilo berhasil mendata 79 mata air dan 24 mulut goa. Mata air yang ditemukan seluruhnya adalah mata air kars yang bersifat permanen atau parennial, mampu mengalirkan air sepanjang musim dengan debit yang relatif tetap. Keberadaan mata air ini menyebar, dari elevasi 16 – 341 mdpl, dengan debit terkecil hingga terbesar 0.06 liter/detik – 178 liter/detik pada saat pengukuran. Hampir seluruh mata air ini telah dimanfaatkan penduduk di sekitarnya, baik untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari maupun untuk mengairi sawah dan beternak.
Kekayaan dan eksotisme alam kendeng ini akan hilang manakala kita sebagai manusia yang hidup di kawasan kendeng tidak mampu menjaga kelestartriannya. Pemerintah juga turut bertanggungjawab untuk menjaga kelestarian pegunungan kendeng.
Apabila anda sudah sampai di puncak gunung kendeng, anda tidak akan merasa kecewa, justru anda akan mempunyai rasa tanggungjawab untuk bersama menjaga kelestarian kendeng tersebut. keramahan manusia dengan alam akan menjadikan aam semakin asri dan indah. [Cho/Ntz]