Tradisi Masyarakat Piplantri India Dalam Menghargai Perempuan

Tradisi Masyarakat Piplantri India Dalam Menghargai Perempuan

Tradisi Masyarakat Piplantri India Dalam Menghargai Perempuan sangat patut dicontoh dalam pelestarian lingkungan. Dalam beberapa dekade terakhir isu lingkungan amat menjadi perhatian dunia. Dengan semakin terasanya pemanasan global (Global Warming) beberapa dekade terakhir, imbas dari berbagai perilaku manusia yang secara berlebihan mengekspoitasi alam ini. Ketika banyak manusia merasa alam tidak lagi bersahabat dengan mereka, tapi juga belum menyadari sebenarnya perilaku manusia sendiri lah yang tidak ramah dalam memperlakukan alam. Dampaknya mungkin makin terasa sekarang dimana berbagai bencana alam tak henti silih berganti, kelangkaan pangan karena tanah yang kehilangan kesuburan, dan berbagai implikasi buruk lainnya karena rusaknya berbagai ekositem di alam.

Perkembangan pengetahuan ternyata tak sejalan dengan perilaku ramah manusia dengan alam, malah dengan berbagai perkembangan pengetahuan yang dialami manusia membuat manusia makin rakus dalam mengeksploitasi alam. Terkadang kembali kepada tradisi bisa jadi jalan memperbaiki hubungan yang baik dengan alam. Salah satu contoh baik itu seperti yang dilakukan oleh masyarkat di India, adalah masyarakat desa Piplatri yang masuk dalam kawasan Rajasthan. Mereka memiliki tradisi unik untuk merayakan kelahiran. Bahwa ketika setiap kelahiran seorang anak perempuan di sana seluruh warga desa memiliki tradisi merayakannya dengan melakukan penanaman pohon.

Di desa tersebut setiap orang tua yang memiliki bayi perempuan diwajibkan untuk menanam pohon sebanyak 111 pohon. dikutip oleh netizenia.com dari situs mymodernmet.com, bahwa tradisi ini berawal dari sebuah kejadian memilukan yang dialami oleh Kiran, seorang putri dari kepala desa yang meninggal diusia dini. Sehingga dari kejadian memilukan tersebut Kepala desa membuat peraturan di desa dan berjanji untuk membuat seluruh warganya untuk lebih menghargai kehidupan gadis yang hidup di sana.

Selain menanam pohon, setiap keluarga yang memiliki anak perempuan juga diminta mengeluarkan uang sejumlah 21.000 dan 10000 rupee yang dikumpulkan oleh warga yang nantinya digunakan untuk membiayai kehidupan anak sampai mereka berusia 20 tahun. Selain itu setiap orang yang baru memiliki anak perempuan wajib menandatangi kontrak hukum dan berjanji untuk memberikan hak-hak anak, seperti pendidikan yang layak, dan tidak dinikahkan sampai mereka berusia lebih dari 18 tahun, dan juga diwajibkan merawat pohon yang yang telah ditanam.

Sebuah tradisi yang mendobrak tatanan masyarakat India pada umumnya yang sangat patriakhi, dan mengangkat derajat kaum perempuan disana. hasilnya luar biasa sekarang sudah ada sekitar 250.000 pohon yang ditanam dan dalam kondisi terawat, masyarakat pun dapat menikmati hasil hutan yang telah mereka pelihara. Mereka memiliki pengetahuan yang turun temurun untuk menjaga pohon-pohon yang mereka tanam. Mereka menanami disekitar bawah pohon dengan tanaman lidah buaya untuk mencegah pohon dirusak oleh rayap. Masyarakat desa Piplantri juga memiliki keuntungan lebih dari budidaya lidah buaya dengan membuat berbagai produk olahan dari lidah buaya yang sangat kaya manfaat, bahkan banyak dari penduduk yang menggantungkan hidupnya dari hasil produk olahan lidah buaya. Pemerintah desa juga sangat peduli terhadap pemberdayaan masyarakat dengan mengundang berbagai ahli untuk mengajari berbagai ketrampilan untuk perempuan-perempuan mereka. [M.a/Ntz]
Tradisi Masyarakat Piplantri India Dalam Menghargai Perempuan
4/ 5
Oleh
Load comments