“Cinta Kasih” Saat Mudik Kepada Tuhan

“Cinta Kasih” Saat Mudik Kepada Tuhan

Tak heran kehidupan manusia di muka bumi ini berimbas kepada pola pemikirannya kepada Tuhan. Keyakinan adanya Tuhan disikapi dengan berbagai hal yang menurut dia benar. Keindahan menatap Tuhan adalah dambaan insan yang berkelik ingin menatapnya. Semua tak lepas dari cinta dan kasih yang harus dicipta oleh manusia itu sendiri.


Pola pandang agama dalam meyakinkan Tuhan memiliki berbagai macam keanehan. Memahami sedemikian teori yang tak mungkin dikuasai oleh manusia biasa. Menoreh pahala dalam ladang surga yang telah disiapkan untuknya setelah mati.


Cinta merupakan anugerah sederhana yang dilekatkan dalam jiwa setiap manusia. Cinta diberikan Tuhan semata-mata untuk kesenangan bagi mereka yang tak mengerti dan sebuah kenikmatan bagi mereka yang selalu memahami. Kembali lagi perlu kita sadari, bahwa cinta tak mungkin dapat dipaksakan layaknya babu yang bekerja di kegelapan.


Tak jauh dari cinta, kasih adalah perasaan yang dimiliki oleh setiap manusia di mana perasaan ini akan timbul apabila manusia tersebut mempunyai rasa memiliki dan menyayangi. Ini merupakan dua kata sederhana yang memiliki banyak tafsir dan banyak kebimbangan dalam memahaminya.


Manusia tak sadar bahwa dia tumbuh di antara cinta dan kasih yang dipersatukan. Kondisi cinta dan kasih yang mereka rasakan belum mampu menembus keabadian hidup. Cinta dan kasih ini hanya mempersatukan antara dua manusia berbeda yang memiliki keanehan lain dalam sisi fisik. Dan Tuhan menjawab kehinaan manusia  yang tergores ratusan tahun lalu, kata itu tertulis seperti ini :



[ngarab]خَلَقَ ٱلإنسَٰنَ مِن نُّطْفَةٖ فَإِذَا هُوَ خَصِيم مُّبِين[/ngarab]


Dia telah menciptakan manusia dari mani, ternyata dia menjadi pembantah yang nyata. [16:4]


Berharap tersadar ketika mendengar kata tersebut. Tak heran bahwa begitu hina manusia apabila dia menginjak dunia hanya untuk bersenang-senang tanpa cinta dengan sang Penciptanya.


Melenceng dari itu semua ketika mendengar kata mudik tak lepas manusia berpikir bahwa itu ada dalam bulan suci. Bulan di mana orang Islam menyebutnya sebagai bulan Ramadhan. Bulan di mana manusia bergerilya mencari pahala yang berserakan di depan matanya.


Layaknya orang bermudik yang memerlukan bekal serta persiapan yang matang, mudik ke haribaan Tuhan pun demikian. Sebagai manusia awam hanya dapat melakukan perilaku yang dinamakan syariat. Tingkatan manusia yang tertanam dalam pemikiran umum dan mudah bagi mereka yang berniat melakukannya.


Tak sebatas pahala yang patut dikumpulkan, beribu kata untuk menghapus jutaan dosa selalu terdengar dari tanah manusia. Jutaan harapan selalu melekat dalam benak manusia normal yang ingin hidup indah di dunia ini.


Bergeraklah bersama mencapai cinta dan kasih kepada Tuhan. Tak cukup kita berpikir menjalankan perintah-Nya saja. Tak cukup kita menghindari apa yang dilarang oleh-Nya. Namun kita perlu membuat perisai perang, menambahkan plug-in dalam tubuh dan jiwa, menanamkan jiwa lapang dada dan menggali ilmu akan makna cinta dan kasih kepada Tuhan.


Tuhan pun kembali memberikan #codename yang berbunyi :



[ngarab]يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قُوٓاْ أَنفُسَكُم وَأَهْلِيكُمْ نَارٗا[/ngarab]


Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. [66:6]


Sikapi hidup ini bersama dan naungi indahnya dunia ini dengan bijak. Jaga keluarga agar tetap bersama melalui dinamika dunia yang aneh ini. Walaupun jauh tak lepas kewajiban kita untuk mengingatkan pentingnya mencintai Tuhan. Hari semakin gelap, dunia tak semakin sehat.


Tuhan tambahkanlah padaku kebingungan atas-Mu.

“Cinta Kasih” Saat Mudik Kepada Tuhan
4/ 5
Oleh
Load comments