Agama dan Masalah Kemiskinan

Agama dan Masalah Kemiskinan

Agama dan Masalah Kemiskinan
Senin, 04 Juli 2016

"Dibalik harta yang kita miliki, tersimpan sebagian harta kaum pingiran"



Kata yang disadur dari salah satu ayat al Quran tersebut memiliki pesan moral yang cukup kuat. Bagaimana dalam cuplikan ayat diatas menjelaskan bahwa manusia  mempunyai tugas yang tidak kalah penting untuk selalu memikirkan orang yang ada disekliingnya yang membuktuhkan bantuan. Bahkan pada  pengalan ayat diatas mengisaratkan adanya kontrol terhadap harta yang kita miliki, agar tidak melebihi surplus produksi.


Semua itu pada kenyatannya telah diatur dalam agama yang kita yakini kebenaranya yaitu Islam. Agama yang cukup komperhensip dalam membicarakan masalah sosial kemasyarakatan dan memberi solusi konkrit dalam segala permaslahan sosial yang terjadi. Tetapi disadari atau tidak hal tersebut hanya akan menjadi hal yang tidak berguna ketika obyek  penggerak yaitu manusia yang menjalankan apa yang diwacanakan dalam ayat tersebut tidak memiliki kesadara akan makna ayat yang kita bicarakan diatas.


Masalah kemiskinan menjadi salah satu permaslahan sosial yang kita hadapi  sekarang, bagimana sebagian besar dari kita masih mengalami kerasnya hidup yang dipertaruhkan akan jerat kemiskinan yang tidak bisa kita elakkan. Pada kenyataannya kemiskinan bagaikan jaring yang saling menghubungkan permasalahan satu dengan permasalahan yang lainya. Dari kemiskinan akan menimbulkan berbagai persoalan-persoalan lainnya yang tidak bisa kita salahkan bahwa kemiskinan menjadi pokok persoalannya.


Yang harus kita fahami adalah bahwa kemiskinan yang terjadi sekarang bukan hanya masalah sirkulasi produksi yang tidak jalan, ataupun kurangnya kemampuan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan. Tetapi lebih dari itu semua bahwa kemiskinan merupakan buih dari konstruk sosial yang mengikat pada sisitem yang dijalankan oleh pemilik modal untuk mengkondisikan mode produksi yang tidak seimbang antara pemilik modal dan buruh yang menjalankan pekerjaan. Hal tersebut sebagi gambaran bagaimana kemiskinan itu bukan suatu takdir yang tiba-tiba hadir tapi merupakan pengkondisian dari elit yang mempunyai kepentingan disana.


Dari situlah kita berangkat untuk memahami  relevansi ayat yang kita bicarakan diatas. Bahwa ketika kemiskinan merupakan jaring besar persoalan yang sampai sekarang belum bisa kita pecahkan, pada akhirnya kita harus dapat menemukan formulasi pemecahan persoalan tersebut. Dengan bedasarkan pada basis struktur yang kita miliki pada saat ini untuk dapat memberi gambaran penyelesaiyan permasalahan kemiskinan yang kita idelakan bersama.



Besik Struktur Keagamaan


Agama Islam merupakan agama yang memiliki basis massa terbesar di negara Indonesia. Dari banyaknya basis massa yang ada kita bisa lihat bagaimana hal tersebut sebagi besik struktur yang pertama yang dapat kita manfaatkan untuk menangulangi permasalahan kemiskinan yang ada. Kemudian yang kedua adalah adanya legitimasi pesan moral yang bersumber dari Al quran yang notabennya sebagai kitab panutan yang secara jelas mengarahkan kita untuk ikut andil dalam penyelesaiyan masalah kemiskinan tersebut menjadi besik struktur yang kedua. Logika yang harus kita pahami adalah ketika kita meyakini suatu kebenaran bersumber dari ajaran agama yaitu Islam sudah barang tentu dia juga harus meyakini  bahwa Al Quran adalah bagian dari kebenaran tersebut. Dan ketika Al Quran gagal difahami sebagai bagian dari kebenaran kita pada akhirnya kita juga patut mempertanyakan kebenaran keyakianan kita terhadap agama Islam.


Dari kedua besik struktur yang ada seharusnya lebih dari cukup untuk mejadi solusi permasalahan kemiskinan yang ada. Kita mulai dari yang pertama berangkat dari legitimasi pesan moral yang bersumber dari Al Quran, bahwa dalam Al quran disebutkan salah satu instrumen untuk menyelesaikan permasalahan kemiskinan adalah adanya zakat. Dalam hal ini zakat merupakan pengumpulan harta yang dimiliki seseorang yang kemudian diklola oleh petugas zakat (amil zakat) untuk didistribusikan kepada orang yang membutuhkan. Dari hal tersebut jelas bahwa zakat merupakan tawaran konkrit dari masalah pemiskinan manusia yang berada ditanah yang kaya ini.


Kemudian yang kedua bedasarkan pada basik struktur keagmanan yang didasarkan pada basis massa yang cukup dapat digunakan untuk mengumpulkan dana dalam hal ini (zakat) untuk dapat dimanfaatkan sebagai solusi permasalah  kemiskinana disekitar kita. Kita bayangin saja, ketika kita bisa menyingkronkan antara legitimasi moral dan basis massa yang cukup kuat persoalan kemiskinan minimal akan mendapat titik terang. Dari situ sebenarnya kita mendapat pemahaman bahwa dari kedua besik struktur yang ada, ada hal yang kita dapat  upayakan untuk menawarkan solusi permasalahan yang ada.



Masalah Moral dan Managerial


Pada pratiknya memang tidak semudah yang kita bayangkan, toh pada kenyaannya konsep yang sudah mengakar kuat ribuan tahun lamanya dipemahman kita ini belum dapat mejawab permaslahan kemiskinan yng selalu berkembang. Artinya konsep yang ada selama ini belum dapat membumi dalam artian belum dapat dirasakan kehadirannya ditengah masyarakat kita sebagai jawaban atas persoalan yang ada.


Memang adanya kedangkalan kita memahami pesan moral yang diserukan oleh Al Quran berkaidan dengan zakat atupun yang lainya saya rasa menjadi permasalahan yang cukup esensial. Bahwa pesan-pesan yang ada terkaid solusi mengenai kemiskinan tersebut pada kenyataannya belum bisa kita yakini sebagai suatu yang rasional yang perlu kita jalankan sekarang. Atau bahkan kita  perlu mempertanyakan  ulang mengenai keberagaman kita selama ini ketika kita mengunakan logika diatas.


Kemudian masalah pengelolaan atau mengerial memang selama ini menjadi permasalahan yang tidak bisa kita pisahkan dari permasalahan diatas. Belum banyaknya orang yang serius mengelola basik struktur keagamaan yang disebutkan diatas menjadi kendala selama ini. Kalupun ada motif kepentingan didalamnya cukup kuat, sehingga mengesampingkan kepentingan yang lebih besar yaitu kepentingan untuk menyejahtrakan umat. Hal inilah yang menjadi kendala umat Islam yang menurut saya akan terus menjadi penyakit ketika tidak ada kesepahaman yang sama terhadap permasalahan sosial yang sedang dihadapi yaitu kemiskinan. [Doel/Ntz]

Agama dan Masalah Kemiskinan
4/ 5
Oleh
Load comments