Keterbatasan Fisik Tak Membuat Anak Pati Ini Minder
Pati, Netizenia.com- Adalah Rahmawati, anak berusia 6 tahun yang tidak diakui oleh kedua orang tuanya lantaran hanya mempunyai satu kaki. Sebagai penyandang disabilitas, Rahmawati tidak mempunyai rasa minder apapali takut untuk bermain dengan anak sebayanya. Bahkan ia juga tetap sekolah sebagaimana tema-temannya.
Si Mungil kelahiran Dukuh Pojok, Desa Sidomulyo, Kecamatan Jakenan ini juga mempunyai hak untuk bermain, mendapatkan pendidikan yang layak, mendapatkan kasih sayang dari orang tua dan mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah. Namun, nampaknya Rahmawati beserta kedua neneknya harus bersabar menghadapi cobaan tersebut.
Sejak usia empat bulan, Rahma (panggilan akrab Rahmawati) diasuh oleh nenek dan kakeknya, Warni (65) dan Saryo (85). Hal itu karena kedua orang tuanya, Suwarni dan Muryono sudah tidak memperhatikannya lagi. Rahma tidak diakui orang tuanya karena lahir dengan kondisi cacat, yaitu hanya mempunyai kaki kiri.
“Ya harus bagaimana lagi. Keadannya sudah seperti ini. Sejak usia empat bulan, dititipi menantu saya untuk merawat Rahma dengan alasan ingin merantau. Namun setelah itu tidak ada kabar lagi. Belakangan saya mendapat kabar ibu Rahma menikah lagi dengan orang Gunungwungkal,” kata Warni, Senin (31/10).
Meskipun kondisi fisiknya cacat, tetapi Rahma bisa bergaul dengan anak-anak seusianya. Ia tidak minder apalagi takut. Sampai saat ini, Rahma juga menjadi siswa kelas I SDN III Sidomulyo dan dikenal sebagai siswa yang pintar dan mempunyai kemampuan di atas rata-rata. Namun, dengan kondisi yang seperti itu, tentu saja neneknya merasa hawatir, terlebis saat neneknya meninggal kelak.
“Terkadang, saya menangis kalau membayangkan bagaimana nanti kalau sudah meninggal. Siapa yang akan merawatnya. Pernah saya berkata kepada Rahma, bagaimana kalau nanti meninggal. Saya kaget karena dia menjawab ingin ikut meninggal juga,” tuturnya.
Warni berharap agar ada orang yang mambantunya membeli kendaraan roda tiga untuk orang yang disabilitas. Supaya Rahma bisa tetap sekolah hingga jenjang tinggi.