Pesan Kedamaiaan di Bulan Ramadhan
Bulan ramadan sudah datang, keriuhan dan kemeriahan menyambut datangnya bualn suci ini nampak jelas di kalangan umat islam, segala upaya memuliakan kedatangan bulan suci ini di lakukan dengan berbagai cara, ada yang sifatnya seremonial seperti, karnaval, bersih-bersih tempat ibadah ada pula yang sifatnya ritual seperti dalam masyarakat jawa nyadran,dan megengan. segala bentuk kegiatan ini tidak lain adalah bentuk penyakralan umat muslim terhadap datangnya bulan suci ini, bulan pengampunan dan kemulyaan.
Selain itu bualn ramadhan adalah bualan yang penuh kerahmataan, rahmat yang di turunkan tuhan bagi orang-orang yang memulyakan bulan ramadhan ini. setiap ibadah atau amal soleh yang kita lakuakan akan dilipat gandakan menjadi berkali-kali lipat dari pada bulan lain selain bulan ramadhan. Hal ini menunjukan Allah SWT sangatlah mengkhususkan bulan ini menjadi ladang bagi umat muslim untuk menanam amal soleh dan menebar kedamaian.
Kehangatan dalam menyambut bulan ramdahan yang kita rasakan saat ini berbanding terbalik dengan keadaan yang di rasakan sudara muslim kita di belahan timur tengah dunia ini, kegiatan yang kita lakukan baik yang seremonial maupun yang ritual untuk menyambut bualan mulya ini, seakan ternodai dengan keadaan saudara-saudara kita yang belum bisa menyambut datangnya bulan mulya ini seperti apa yang kita jalankan saat ini, ini sangatlah ironis.
Banyak saudara-saudara muslim di syiria, irak, libya, dan palestina masih di hadapakan dengan konflik-konflik sosial yang memaksa mereka untuk terusir dari negrinya, hal ini tentunya sangatalah berpengaruh dengan sambutan mereka terhadap datangnya bulan ramadhan, bulan yang seharusnya di sambut dengan kegembiraan dan kemeriahan mungkin, bagi saudara-saudara kita yang berada di daerah konflik tersebut di sambut dengan tangisan dan kucuran darah peperangan,
Saling berebut kuasa dan pengaruh di kawasan penghasil minyak terbesar ini menyebabkan banyak korban yang sudah tidak terhitung lagi jumplahnya, infastuktur hancur rata dengan tanah, sistem sosial tercerai-berai dan harapan hidup damai pun menjadi harapan yang jauh untuk di wujudkan.
Masyarakat muslim mencari tempat suaka untuk melanjutlan harapan hidup yang lebih baik dan layak, mereka rela berjalan kaki berkilo-kilo meter menuju negara yang brsedia menerima mereka, selain lewat darat jalan laut pun mereka tempuh, dengan perahu kayu para migran muslim ini, berjubal berhimpitan melewati samudra demi secercah harapan hidup yang lebih baik, tak jarang nasib baik yang mereka harapkan dengan mencari tempat suaka, berakhir dengan kekecewaan atau kematiaan. Karena prahu yang di tumpangi kelebihan muatan atau tidak di terima di negara tujuan. Inilaha potret masyarakat muslim di belahan timur tengah.
Di bualn suci ini kita yang tidak berada di tempat kejadianpun tidaka akan mungkin merasakan penderitaan yang di alami saudara-saudara tersebut. Karena tidak mengerti sebenarnya apa yang sedang terjadi di daerah konflik. Namun melihat keberislaman kita, bahwa setiap muslim adalah saudara meskipun berbeda jarak, ras suku sudah sewajarnya kita sebagai muslim, bersipati terhadap saudara-saudara muslim kita tersebut.
Di bulan ramadhan tahun ini, hal inilah yang harus kita refleksikan bersama, kemeriahan yang kita lakukan untuk menyambut bulan ramadahan tidak hanya tertuju dalam hal yang seremonial dan ritus keagamaa semata, namun mampukah seeremoni dan ritual keagamaan di bulan ramadhan mampun menjadi pesan kedamaian di kalangan umat islam.