Industri Batu Bata Lesu

Industri Batu Bata Lesu

Industri Batu Bata Lesu
Sabtu, 21 Januari 2017
Pati, netizenia.com- Memasuki musim hujan, industri batu bata di Desa Tlogorejo, Kecamatan Tlogowungu mulai lesu. Pasalnya, untuk memperoduksi batu bata membutuhkan banyak sinar matahari  dalam pengeringannya. Sementara beberapa bulan terakhir, kondisi cuaca tidak menetu sehingga para pembuat batubata memilih menunggu musim panas tiba.

Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Darmanto, salah satu warga Desa Tlogosari yang sudah bertahun-tahun menggeluti industri batu bata. Dia mengaku malas membuat bata ketika musim hujan seperti ini. Pasalnya, untuk pembuatan hingga pengeringan saja membutuhkan waktu berhari-hari dengan kondisi cuaca panas.

“Kalau misim hujan seperti ini, ya mending kerja yang lainnya saja. Kalau membuat batu bata jelas susah, karena prosesnya lama dan membutuhkan sinar matahari untuk pengeringan,” jelasnya kepada netizenia.com kemarin.

Padahal, untuk harga bata merah yang sudah di bakar saat ini sedang melambung tinggi. Bahkan untuk 1000 bata harganya mencapai Rr. 650  ribu. Harga ini naik dibandingkan pada tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp.500 ribu/1000 bata merah.

“Kalau saat harganya tinggi, banyak juga masyarakat yang mencari bata merah untuk membuat rumah dan lain sebagainya. Mungkin kenaikan bata bisa dikarenakan curah hujan yang tinggi. Otomatis prosesnya kan lama, makannya harga yang ditawarkan juga tinggi,” tambahnya.

Hal senada juga dikatakan Muhammad Rif`an, makelar batu bata merah. Dia mengaku susah untuk mendapatkan bata merah tersebut. Selain banyak produsen yang sudah tidak membuat bata, para pembeli juga mematok bata dengan harga murah.

“Kan tidak mungkin kalau saya menjual bata merah di bawah harga pasaran. Dari produsen saja harganya sudah 700 an ribu, kalau saya menjualnya dibawah harga itu, jelas saya yang rugi dong,” paparnya.

Dia juga mengaku permintaan dari masyarakat cenderung meningkat, terutama masyarakat yang hendak merenovasi rumah ataupun yang ingin membuat rumah.

“kalau masyarakat sekitar sini (Kecamatan Tlogowungu_red) memang sudah terbiasa menggunakan batu bata merah untuk membuat rumah. Makannya merreka tidak mau beralih ke bahan yang lainnya meskipun harganya lebih murah,” tandasnya.[Ntz]
Industri Batu Bata Lesu
4/ 5
Oleh
Load comments