Inilah 5 Masjid Tertua di Indonesia
1. Masjid Saka Tunggal Baitussalam
Masjid Saka Tunggal terletak di Desa Cikakak Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Masjid ini merupakan satu-satunya masjid yang dibangun jauh sebelum era Wali Songo, yatu pada tahun 1288 Masehi, seperti yang tertulis pada Saka Guru (Tiang Utama) masjid ini. Namun, tahun pembuatan masjid ini lebih jelas tertulis pada kitab-kitab yang ditinggalkan pendiri masjid ini, yaitu Kyai Mustolih. Tetapi kitab-kitab tersebut telah hilang bertahun-tahun yang lalu.
Setiap tanggal 27 Rajab di masjid ini diadakan pergantian Jaro dan pembersihan makam Kyai Mustolih. Masjid yang berjarak ± 30 km dari kota Purwokerto ini, disebut Saka Tunggal karena tiang penyangga bangunan masjid ini, dulunya hanya satu tiang (tunggal).
2. Masjid Wapauwe
Masjid Wapauwe merupakan masjid yang sangat bersejarah dan merupakan masjid tertua di Maluku yang terletak di Desa Kaitetu, Leihitu, Maluku Tengah. Umur masjid ini telah mencapai tujuh abad. Masjid ini dibangun pada sekitar tahun 1414 Masehi. Masjid yang saat ini masih berdiri dengan kokohnya, menjadi bukti sejarah Islam di Maluku pada masa lampau. Disini juga tersimpan Mushaf Al-Qur'an yang konon termasuk tertua di Indonesia.
3. Masjid Sunan Ampel
Masjid Ampel adalah sebuah masjid kuno yang terletak di Kelurahan Ampel, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya, Jawa Timur. Masjid seluas 120 x 180 meter persegi ini didirikan pada tahun 1421 oleh Sunan Ampel, yang didekatnya terdapat kompleks pemakakaman Sunan Ampel.
Masjid yang saat ini menjadi salah satu objek wisata religi di kota Surabaya ini, dikelilingi oleh bangunan berarsitektur Tiongkok dan Arab disekitarnya. Disamping kiri halaman masjid, terdapat sebuah sumur yang diyakini merupakan sumur yang bertuah, biasanya digunakan oleh mereka yang meyakininnya untuk penguat janji atau sumpah.
4. Masjid Agung Demak
Masjid Agung Demak adalah salah satu masjid tertua yang ada di Indonesia. Masjid ini terletak di Kampung Kauman, Kelurahan Bintoro, Kecamatan Demak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Masjid ini didirikan oleh Raden Patah, pada sekitar abad ke-15 Masehi. Masjid ini merupakan cikal bakal bangunan masjid yang ada di Nusantara dan dijadikan referensi bangunan masjid yang ada di Malaysia, Thailand, dan Brunei Darussalam.
Masjid ini mempunyai bangunan-bangunan induk dan serambi. Bangunan induk memiliki empat tiang utama yang disebut saka guru. Salah satu dari tiang utama tersebut konon berasal dari serpihan-serpihan kayu, sehingga dinamai saka tatal. Bangunan serambi merupakan bangunan terbuka. Atapnya berbentuk limas yang ditopang delapan tiang yang disebut Saka Majapahit. Atap limas Masjid terdiri dari tiga bagian yang menggambarkan ; (1) Iman, (2) Islam, dan (3) Ihsan. Di Masjid ini juga terdapat “Pintu Bledeg”, mengandung candra sengkala, yang dapat dibaca Naga Mulat Salira Wani, dengan makna tahun 1388 Saka atau 1466 M, atau 887 H.
5. Masjid Agung Sang Ciptarasa
Masjid Agung Sang Cipta Rasa (dikenal juga sebagai Masjid Agung Kasepuhan atau Masjid Agung Cirebon) adalah sebuah masjid yang terletak di dalam kompleks Keraton Kasepuhan, Cirebon, Jawa Barat, Indonesia. Masjid ini dibangun oleh Sunan Gunung Jati pada tahun 1478 Masehi.
Kekhasan masjid ini antara lain terletak pada atapnya yang tidak memiliki kemuncak atap sebagaimana yang lazim ditemui pada atap masjid-masjid di Pulau Jawa. Masjid ini terdiri dari dua ruangan, yaitu beranda dan ruangan utama.
Sumber: www.goodnewsfromindonesia.id dan www.wikipedia.org