Refleksi Hari Bumi

Refleksi Hari Bumi

Refleksi Hari Bumi
Sabtu, 23 April 2016


sumber foto: netizenia.com


Bumi adalah tempat tinggal seluruh makhluk hidup, di tempat ini semua kebutuhan makluk tersedia dengan cuma-cuma, tanah, air, udara, api, semuanya ada hanya untuk memenuhi kehidupan para makhluk tersebut. Secara sistematis setiap elemen mempunyai fungsi dan tujuan masing-masing, dalam sirkulasi alamiyah yang saling melengkapi. Keberadaan bumi adalah karunia Tuhan yang tidak terhingga harganya.
Bumi sebagai satu-satunya planet di jagat raya yang mempunyai kehidupan, sangatlah rawan dalam menjaga eksistensinya, keberadaan makhluk yang sangat heterogen dengan kebutuhan masing-masing menjadi permasalahan ketika tidak ada kesadaran para penghuni dalam menjaga dan merawatnya.

Manusia sebagai satu-satunya makhluk yang mempunyai akal dan kesadaran haruslah bisa bertanggung jawab dalam hal ini. Mulai dari kesekian jenis makluk  hidup, manusialah satu-satunya makhluk yang dikaruniai akal dan fikiran, sehingga pengolahan mempergunakan kekayaaan alam ini dapat memenuhi kehidupanya. Baik buruknya pengolahan Bumi tergantung bagaimana manusia menyikapi keberadaanya, apakah manusia hidup hanya sekedar memenuhi kehidupan dan dengan itu berhak mengeksploitasi kekayaan bumi sebesar-besarnya tanpa mempertimbangkan kerusakan alam. Keinginan yang di kedepankan manusia, atau mungkin ada upaya lain yang lebih arif yaitu dengan hidup berdampingan bersama alam dengan menjaga keseimbangan.

Melihat realitas hari ini nampaknya kecenderungan manusia sebagai pengganti Tuhan di Bumi hanya di tujukkan untuk mengeksploitasi sebesar-besarnya demi  memenuhi kehidupanya semata saja, tanpa adanya upaya merawat dan melestarikan Bumi ini sebagai tempat hidup di alam dunia. Hal inilah yang bisa dilihat dari isu-isu yang berkembang saat ini. Seperti pemanasan global, sebagai dampak dari menjulangnya gedung-gedung berkaca  dan bertingkat menjadi fakta riel serta dapat kita rasakan akibatnya sekarang ini. Peristiwa seperti naiknya permukaan air laut yang mengakibatkan banjir di sepanjang kawasan pesisir pantai, cuaca yang ekstrim, dan tidak menetunya sirkulasi musim mengakibatkan kepanikan para petani untuk menentukan masa tanam padi. Ilegal loging yang semena-mena memotong pohon tanpa adanya upaya mereboisasi kembali, menyebabkan banjir dan tanah longsor, serta kekeringan dimana-mana di Bumi ini. Pembangunan Pabrik yang meraja lela juga berdampak terhadap lingkungan sampai saat ini.

 Yang lebih ironis lagi, upaya perusakan bumi ini juga dilakukan secara masif dan sitematis oleh para kapitalis yang ingin mengeruk kekayaan alam dan eksploitasi bumi untuk kepentingan pribadi ataupun kelompok dengan dalih pemberdayaan dan pembangunan.

perbuatan semacam ini mebuktikan ketidaksyukuran dan rasa terimakasih manusia  terhadap Tuhan yang menganugerahi manusia bahwa Bumi sebagai tempat berpijak dan mencukupi kehidupannya. Tugas pokok manusia yang seharusnya adalah merawat dan menjaga Bumi untuk generasi berikutnya justru malah berbondong-bondong mengekploitasi demi keinginan sesaat. Dengan dalih  yang mengedepankan perawatan, pelestarian, dan mejaga ekosistem Bumipun masih menjadi ajang kerusakan lingkungan, karena hanya dijadikan pencitraan semata.

Inilah yang perlu kita refleksikan bersama, terhadap peran dan tugas kita sebagai manusia di Bumi ini. Momentum hari Bumi ini, bukan semata-mata untuk memperingati hari Bumi saja, namun refleksi dan aksi sebagai bukti nyata menjaga bumi harus dilakukan.sudahkah anda merawat Bumi kita sampai saat ini. [Abdoel R]
Refleksi Hari Bumi
4/ 5
Oleh
Load comments