Destinasi Wisata Religi di Pati
Banyak masyarakat umum mungkin belum terlalu mengenal Pati dari segi destinasi wisata. Beda halnya dengan daerah yang sudah mendapat nama dalam hal pariwisata, seperti Malang, Jogja dan lainnya. Namun jika ditilik lebih jauh daerah yang sebagian wilayahnya meliputi pantai utara pulau Jawa tersebut banyak destinasi wisata yang perlu dikunjungi. Salah satunya adalah wisata religi.
Menengok sejarah daerah Pati dari masa-kemasa, Pati adalah salah satu daerah yang dijadikan tempat penyebaran agama Islam pada masa Walisongo ataupun setelahnya. Hal itu dibuktikan dengan adanya petilasan-petilasan atau makam-makam mualim (orang-orang shalih) yang sampai saat ini dijaga dan dianggap oleh mayarakat sekitar sebagai tombak sejarah masuknya islam di masing-masing wilayah di Pati.
Faktor daerah di Pati yang mendukung untuk penyebaran Islam masa itu menjadikan para Wali memperluas sepak terjang dakwanya di Bumi Mina Tani. Berikut ini adalah Destinasi Wisata Religi di Pati:
[caption id="attachment_768" align="aligncenter" width="300"] Makam Syech Jangkung Kayen[/caption]
Makam Syeh Jangkung
Diawalai dari daerah Pati bagian selatan. Disana terdapat makam Syeh Saridin atau yang lebih akrab disebut dengan Syeh Jangkung. Menengok sejarah, Saridin adalah putera dari Sunan Muria dan Dewi Samaran. Beliau dimakamkan didaerah Landoh Kayen Pati. Makam beliau ramai dikunjungi wisatawan terutama ketika Haul yang bertepatan pada tanggal 15 Rajab.
Diceritakan dalam pewayangan Saridin merupakan figur yang disegani oleh masyarakat sekitar dan dianggap sesuatu yang diucapkan menjadi kenyataan. Hal itu terbukti ketika ia ditanyai oleh gurunya Sunan Kudus tentang keberadaan ikan dalam buah kelapa. Saridin menjawab “ada” lalu wujudlah ikan didalam buah kelapa tersebut yang semestinya tidak ada.
[caption id="attachment_765" align="aligncenter" width="300"] Makam Syeh Ahmad Mutamakin Kajen[/caption]
Makam Syeh Muttamakin
Jauh keutara dari makam Syeh Jangkung, tepatnya di Kec. Margoyoso terdapat dua makam besar yang namanya tersohor di daerah Pati. Pertama, Syeh Muttamakin, seorang waliyullah pendatang dari Gujarat namun sebagian masyrarakat juga mempercayainya bahwa beliau asli dari tanah Jawa yang masih dibawah garis keturunan Raden Fatah kerajaan Demak.
Dalam kisah yang sudah menyebar dari mulut kemulut, Syeh Mutamakin dahulunya merupakan orang yang diberi kelebihan oleh Allah daripada yang lain, sehingga selain sebagai pendakwah kepandaian beliau juga sangat mumpuni dimasa itu. Bahkan ada yang mengatakan dalam sejarah cerita Syeh Muttamakin mengatakan bahwa dalam terdapat dua ekor anjing yang keluar dari tubuh beliau.
Makam beliau terletak di salah satu komplek Pesantren terbesar di Pati yaitu di desa Kajen. Makam ini ramai dikunjungi peziarah terutama ketika malam jum’at. Terlebih dalam acara haul yang bertepatan dibulan Muharram. Selain itu, dikomlek makam Syeh Muttamakin juga ramai dipenuhi penghafal-penghafal Al- Qur’an yang menambah hafalannya, baik ketika pagi, sore atau petang. Disamping barat makam juga terdapat kolam yang berukuran besar, konon katanya kolam tersebut tidak pernah surut airnya.
[caption id="attachment_767" align="aligncenter" width="300"] Makam Syeh Ronggo Kusumo Kajen[/caption]
Makam Syeh Ronggo Kusumo
Tak jauh dari makam Syeh Muttamakin, lima menit kearah barat terdapat Makam Syeh Ronggo Kusumo. Waliyullah asli tanah jawa ini berada digaris keturunan Ki Ageng Maruwut yang masih keponakan dari Syeh Mutamakin kajen. Dalam sejarah dikisahkan Syeh Ronggo Kusumo pada awalnya adalah kepala perampok yang berada di daerah kasultanan Demak dan saat itu menjadi buronan. Dalam pelariannya ia bertemu dengan Syeh Muttamakin yang akhirnya menjadi guru Syeh Ronggo Kusumo.
Syeh Muttamakin memerintahkan kepada Syeh Ronggo Kusumo untuk menebang hutan yang berada di desa Ngemplak Kidul Kecamatan Margoyoso untuk menjadikan titik pusat penyebaran Islam didaerah tersebut. Dengan metode dakwah beliau yang disenangi masyarakat sekitar sehingga Syeh Ronggo Kusumo dituakan oleh penduduk setempat yang sangat dihormati dan dijadikan pemuka agama. Sehingga pada saat beliau wafat dimakamkan ditempat dakwahnya di Ngemplak Kidul.
Makam beliau sangat ramai dikunjungi peziarah terlebih jika Jum’at Wage dan Jum’at Kliwon. Selain hari-hari tersebut juga banyak peziarah yang datang namun tidak seramai dua hari tersebut. Masyarakat menilai para peziarah yang mengunjungi makam Syeh Ronggo Kusumo kebanyakan bertawasul memohon kepada Allah supaya diberi kecukupan dalam hal finansial. Lain halnya dengan para peziarah yang datang kemakam Syeh Muttamakin yang bertawasul memohon kepandaian.
Makam Ulama` Lain di Pati
Ketiga makam waliyullah diatas merupakan tempat yang sering dikunjungi oleh peziarah dari berbagai daerah. Selain itu juga masih banyak makam-makam lain yang dapat dikunjungi sebagai sarana wisata sekaligus penyejuk jiwa. Beberapa diantaranya adalah, makam Prabu Angkling Dharma yang terletak di Kec. Sukolilo, Sunan Makdum yang makamnya terletak ditengah-tengah kota, Sunan Prawoto di Kec. Sukolilo, Syeh Abdullah Salam dan Syeh Sahal Mahfudz yang lokasi makamnya berdekatan dengan Syeh Muttamakin, dan Nyai Ageng Ngerang yang letak makamnya diberada dilereng pengunungan Kendeng Kec. Tambakromo Pati.
[caption id="attachment_759" align="aligncenter" width="300"] Wisata Religi Pati[/caption]
Masjid Agung Pati
Selain obyek wisata makam, satu tempat dikabupaten pati yang wajib dikunjungi adalah Masjid Agung Pati yang terletak di pusat kota berdekatan dengan Alun-alun kota. Masjid yang mulai dibangun pada 1845 Masehi ini dibawah kekusaan Raden Adipati Aryo Condro Adinegoro, beliau merupakan pemegang kekuasaan Pati pada tahun 1829- 2895. Seiring perkembangan zaman, Masjid Agung Pati atau Masjid Agung Baitunnur mengalami beberapa pemugaran terutama dibagian atapnya. Namun dalam perjalanan renovasi masjid tersebut tidak meninggalkan ciri khas bangunan masjid yang sekarang masih dapat dinikmati para pengunjung, salah satunya adalah menara tunggal yang terletak diutara masjid.
Demikian beberapa destinasi wisata religi yang berada di Kabupaten Pati yang patut dikunjungi untuk sarana wisata bernuansa spiritual sebagai penyejuk jiwa. [Ali Afronjani/Ntz]