Memanfaatkan Sampah Menjadi Pupuk Kompos
Sabtu, 27 Februari 2016
Pertanian
sumber gambar: Tribun.com |
Netizenia-Mungkin sebagian dari kalian beranggapan bahwa sampah adalah kotoran yang bau tidak berguna, harus dibuang sejauh-jauhnya dari rumah, kalau perlu dibuang ke kali atau dipinggir jalan. Alhasil sampah menumpuk di sungai, menjadi pemandangan yang kurang mengenakkan dipandang mata. Menyebabkan banjir.
Tapi tahukah anda, bahwa sampah ternyata bisa dijadikan pupuk yang menyuburkan tanah. Sampah yang digadang-gadang tidak berguna itu, ternyata bisa dijadikan pupuk dan menghasilkan uang.
Menurut penulis, sampah terbagi menjadi dua: sampah Organik dan non organik. Organik, sayuran, kertas, kayu, daun, jagung, buah-buahan, rumput kering, serbuk gergaji, jerami, kulit jagung, jeruk busuk, sampah dapur, ampas kopi, kulit telur, batang sayuran, pupuk kandang. Non organik, plastik, tembaga, timah, besi. Logam kaca, sterefom.
Bagi kalian yang mempunyai sampah banyak di belakang rumah lakukanlah langkah ini untuk menyulap sampah menjadi pupuk kompos. Hal-hal yang harus dilakukan, pertama, siapkan karung goni, ember, drum, tanah yang dilobangi berbentuk persegi 1x1 meter. Kemudian siapkan dulu nasi basi yang sudah didiamkan selama seminggu. Pisahkan sampah-sampah organik dan non organik.
Kedua, Siapakan plastik, cangkul untuk mengisi plastik dengan tanah, masukkan juga sampah daun jagung, sayuran, buah-buahan yang busuk, kertas, seruk gergaji, jerami, ampas kopi, kulit telur, dan pupuk kandang, jeruk busuk, kemudian siram dengan air satu gayung. Diamkan selama seminggu.
Ketiga, siapkan sampah non organik, termasuk besi, tembaga, timah, kaca, logam untuk dijual pada pengepul besi-besi bekas. Sampah plastik dikumpulkan kemudian dibakar dengan kayu hingga menjadi tanah abu-abu. Disiapkan menjadi bahan pupuk selanjutnya.
Sampah pun bisa dimanfaatkan menjadi pupuk yang membantu petani. Pupuk buatan harganya mahal bisa merusak tanaman juga kesehatan manusia. Namun pengolahan sampah jadi pupuk sangat bermanfaat, indonesiapun tidak darurat sampah seperti saat ini.