Ramadhan dan Kesetabilan Pangan
Ketersediaan pangan merupakan hal yang subtansial dalam kehidupan, hal ini dikarenakan sifat dasar manusia yang memang membutuhkan pangan disetiap harinya. Apalagi ditambah dengan bulan ramadhan seperti ini, akan lebih banyak mengeluarkan biaya kosumsi terhadap pangan untuk melengkapi menu buka puasa dan sahur. Begitu pentingnya pangan dibulan puasa ini sudah selayaknya menjadi perhatian kita bersama, terutama oleh para pembuat kebijakan yaitu pemerintah. Karna bagaimanapun juga pemerintah mempunyai tangung jawab untuk melindungi rakyatnya dari tidak bisa membeli bahan pangan.
Berkaca pada tahun-tahun sebelumnya bagaimana lonjakan yang cukup tinggi terhadap bahan pangan dalam hal ini kebutuhan pokok seperti sembako dan daging sangatlah merepotkan masyarakat dikalangan menengah kebawah. Bagaimana tidak, dengan kebutuhan dibulan ramadhan yang cukup tinggi dan mobilitas bekerja sedikit ditambah dengan dibebani oleh mahalnya kebutuhan kebutuhan pangan. Hal tersebut sangat menjadi permaslahan tersendiri bagi masyrakat yang setiap harinya membutuhkan makan.
Hal diataslah yang menjadi problem laten kita terhadap permaslahan pangan kali ini. Adanya sirkulasi distribusi pemasaran yang hanya dikuasai oleh para pemilik modal sehingga bahan-bahan yang dibutuhkan masyrakat tersendat dari produsen kekonsumen, yang memungkinkan terjadinya pencurian nilai lebih menjadi momok pemasaran pangan kita selama ini. Hal ini dibuktikan dengan kondisi petani dengan melonjaknya harga komoditi dipasaran nyatanya masih sama saja mengalami kerugian. Contoh rillnya dalam koran Kompas edisi (8/6) yang memberi gambaran bahwa yang saya sebutkan terjadi. Dengan melonjaknya harga daging sapi sekarang logika yang ada adalah harga yang ditataran petani juga ikut naik, tetapi nyatanya hal tersebut tidak terjadi bahkan malah sebaliknya bahwa harganya menjadi lebih murah. Hal tersebut dialami salah satu petani didaerah Jawa tengah yang dimuat koran tersebut.
Begitulah peliknya kondisi pangan kita memang menjadi probelem yang tidak gampang untuk diselesaikan. Tetapi bagimanapun juga kondisi tersebut tidak bisa kita biyarkan untuk terus terjadi, pasalnya ketika kondisi tersebut terus terjadi akan berdampak pada kesetabilan ekonomi sosial dan paradigma mayrakat akan berubah yang dulunya pro aktif terhadap perintah menjadi masyrakat yang apatisterhadap pemerintah. Hal tersebutlah yang seharusnya menjadi perhatian serius dari pemerintah sekarang.
Hadirnya pemerintah sangat diharapkan untuk dapat menekan harga pangan bahkan menyetabilkan harga pangan tersebut. Dengan berbagai kebijakan ekonomi memang sangat diharapkan pemerintah mempunyai formulasi untukdapat memberi jawaban atas permasalahan tersebut. Karna bagaimanapun pemerintah mempunyai power untuk dapat memutus rantai kapital yang selama ini sudah mengakar kuat di distribusi pemasaran bahan pangan kita. Dari situlah kesetabilan pangan bisa diwujudkan dan pada akhirnya berdampak pada tenagnya masyrakat terhadap bahan makanan yang hendak dimakan.
Memang kita akui bahwa problem yang terjadi tidak sesempit tersebut, tetapi kita sudah menangkap satu poin permasalahan pangan kita yang selama ini belum dapat diselesaikan oleh pembuat kebijakan. Mulai dari situlah kita hendaknya selalu melihat persoalan pangan yang terjadi dengan paradigma kritis agar tidak gampang menerima apa yang didepan kita.