Sambut Imlek, Ancol Siapkan 1.500 Lampion
Minggu, 07 Februari 2016
Agama
Sumber: k.kidsklik.com |
Menyambut tahun baru imlek 2567, PT Pembangunan Jaya Ancol akan menyemarakkan pertunjukan barongsai dan pelepasan 15.000 lampion di pantai Lagoon, Ancol pada Senin, 8 Februari Malam. Rencananya, 1.500 lampion ini akan dibagikan kepada para pengunjung Ancol dan akan dan akan diterbangkan pula oleh para pengunjung.
“kami menyediakan 1.500 lampion yang akan diterbangkan oleh para pengunjung," ujar Rika Lestari, Juru Bicara PT. Pembangunan jaya Ancol dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu, 3 Februari 2016.
Kemeriahan ancol untuk menyambut imlek ini diharapkan mampu menumbuhkan semangat persaudaraan sesam umat beragama. Untuk itu, para pengunjung diharapkan agar tidak membuat kerusuhan pada saat pelepasan lampion ke udara. Semua lampion yang akan dilepaskan menjadi bagian dari proses perayaan imlek.
Rika menuturkan pelepasan lampion itu akan menjadi puncak acara Imlek yang digelar PT Pembangunan Jaya Ancol. Tidak hanya itu, pelepasan lampion tersebut juga akan menjadi daya tarik tersendiri bagi semua pengunjung. "Kami ingin menyajikan sesuatu yang beda bagi pengunjung," katanya.
Perayaan tahun baru imlek ini diharapkan juga tidak menimbulkan banyak foya-foya. Jaya Suprana mengajak warga Tionghoa untuk lebih pamer budi dari pada pamer kekayaan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Jaya Suprana, “Marilah merayakan Imlek dengan semangat ojo dumeh sesuai dengan pesan Gus Dur sebagai tokoh yang memungkinkan perayaan Imlek di Indonesia masa kini. Marilah merayakan Imlek dengan riang-gembira, tetapi jangan berlebihan dengan gemerlap pesta pora gegap-gempita, apalagi pamer kekayaan harta benda. Marilah merayakan Imlek dengan pamer kekayaan budi pekerti dan kasih sayang tanpa melupakan nasib sesama warga Indonesia yang kurang beruntung.” (dilansir dari Opini Kompas Cetak, 6/2/2016)
Dalam memperingati Imlek ini, alangkah lebih baik ketika warga Konghucu memegang teguh pesan moral sebagaimana yang tertuang dalam ajaran Konfusianisme yang senantiasa mengajarkan ketauladanan bagi manusia dengan tatanan etika dan moral untuk menciptakan kehidupan yang harmoni dalam bentuk relasi spiritual antara manusia dengan Tuhan (Tian Dao) dan relasi sosial antara manusia dengan manusia lainnya (Ren Dao). [Cho/Netizenia]